Wednesday 20 August 2014

Tips Menjadi Kameramen Yang Handal

Kameraman adalah orang yang mengoperasikan video camera untuk recording film dan/atau video.
Dan kameramen berhak mengambil gambar secara pribadi sebagai stok gambar.

Syarat menjadi kameramen handal :
1. Mempunyai naluri yang tinggi dalam menentukan pengambilan gambar yang bernilai estetika.
2. Dapat mengatur kuantitas cahaya saat pengambilan gambar.
3. Harus menguasai teknik pengambilan gambar.
4. Menguasai isi skenario.
5. Tidak gugup / grogi saat pengambilan gambar.

Ukuran Shot
1. Extreme Long shot : Pengambilan gambar dengan seluruh objek sampai objek terlihat kecil.
2. Long Shot : Gambar yang direkam dari jarak yang jauh. Biasanya dengan cara pengambilan dari sudut panjang dan lebar.
3. Medium Long shot : Gambar yang diambil dari jarak yang panjang dan jauh.
4. Medium Shot : Pengambilan gambar dengan jarak sedang, kurang lebih ½ bagian objek terlihat (sampai pinggang).
5. Medium Close Up : Pengambilan gambar dari jarak cukup dekat.
6. Close Up : Pengambilan gambar dari jarak dekat.
7. Extreme Close Up : Pengambilan gambar dari jarak yang sangat dekat.
8. Full Shot : Pengambilan gambar dengan menampakkan secara jelas seluruh bagian objek.


Klasifikasi Gerak Kamera
1. Pergeseran Lensa
- Zoom In : Pengambilan gambar dengan satu objek (tanpa background).
- Zoom Out : Pengambilan gambar dengan objek yang terlihat kecil (dengan background).
2. Bertumpu Pada Poros
- Tilt Up/Down : Pengambilan gambar dari bawah ke atas / sebaliknya.
- Panning/Wipe : Pengambilan gambar dengan tekhnik menyapu (Horizontal maupun vertikal).
3. Seluruh Badan
- Follow : Pengambilan gambar yang mengikuti objek.
- Track In/Out : Pengambilan gambar dengan kamera bergerak mendekati objek / sebaliknya.
- Swing : Pengambilan gambar dengan tekhnik melayang.


Klasifikasi Pergerakan Objek
1. In Frame : Pengambilan gambar dengan pergerakan objek ke dalam frame kamera dari samping.
2. Out Frame : Pengambilan gambar dengan pergerakan objek ke samping keluar dari frame kamera.
3. Fade In : Pengambilan gambar dengan pergerakan objek mendekati kamera.
4. Fade Out : Pengambilan gambar dengan pergerakan objek menjauhi kamera.


Angle Kamera
1. High Angle
merupakan suatu pengambilan gambar dengan sudut pandang kamera dari atas.
2. Medium / Normal Angle
merupakan suatu pengambilan gambar dengan sudut pandang kamera dari posisi normal / standart.
3. Low angle
merupakan suatu pengambilan gambar dengan sudut pandang kamera dari bawah.

Tips Untuk Kameramen Pemula

Berikut beberapa tips bagi mereka yang berminat menjadi kameramen amatir :
 
Kenali kamera anda.
Tiap kamera atau camcorder, punya sifat yang berbeda.
Kamera jadul seperti Panasonic M3000 atau M3500 misalnya, harus sering di-adjust white balance-nya. Jika tidak, bisa-bisa gambar nantinya cuma punya warna hitam, putih, abu-abu, kuning dan biru.
Kadang mau juga gambar hanya punya warna hitam, putih, abu-abu, merah muda dan hijau.
Pada kamera JVC bermedia penyimpan data mini DV, efek bloom (default setting) sering membuat gambar lebih berwarna dari pada aslinya. Sedangkan pada MD10000, AWB (Automatic White Balance)-nya sering stag pada warna biru saat mula dipakai. Cara mengatasinya : masuk ke mode manual, lalu set white balance-nya ke mode lampu pijar,lalu arahkan kamera ke benda yang berwarna merah atau kuning. Bila sudah normal, kembalikan setting ke AWB.
Adapun pada kamera Sony yang canggih dengan penyimpan data  hard disc atau MMC, hati-hati pada objek yang kurang cahaya. Gambar bisa berpasir (raster) dan warna akan pudar kehitaman.
Jangan lupa waspadai juga cuaca dan suhu udara. Bila suhu terlalu dingin, MD10000 akan menghasilkan gambar yang berdenyut, sedangkan kamera Sony tadi, akan protect sehingga kamera tak dapat digunakan beberapa saat. On-kan kamera lalu bawa ke ruang yang lebih hangat.  Jika memakai handycam, dekapkan alat perekam ini ke perut anda.
Jika menggunakan kamera berpenyimpan data VHS, VHS mini, Mini DV atau DVD, selalu periksa hasil syuting lima menit pertama.
Anda boleh ambil gambar acak sebelum adegan dimulai. Biasanya head atau drum atau pun lens writer-nya belum bekerja sempurna pada lima menit pertama, disebabkan adanya semacam selaput embun yang menutupi permukaannya.
Jika menggunakan kamera bermedia penyimpan HD atau MMC, on-kan dulu satu menit, baru operasikan kamera.
Jika anda on langsung take, maka biasanya gambar awal akan kurang fokus karena auto focus lens-nya masih belum melakukan penyesuaian.
Jangan lupa untuk memeriksa kaca depan lensa, bersihkan dengan tissu lembut non perfumed jika ada kotoran atau selaput embun.
Bersihkan dengan lembut agar aura biru penapis cahaya pada lensa itu tidak cepat aus.
Bila anda benar-benar pemula, gunakan saja full auto setting. Tapi usahakan jangan mengambil gambar yang back light (sumber cahaya ada di belakang objek). Jika terpaksa mengambil gambar backlight, maka pindah ke mode manual dan setel pencahayaan hingga objek terlihat jelas, meskipun latar menjadi putih. Jika posisi sudah begini, usahakan agar mengambil gambar secara close up saja, jangan zoom out.
Pada kamera ber-mini DV, anda boleh pakai setting SP atau LP. Hanya saja, jangan gunakan kaset bekas jika kaset anda adalah merk Panasonic buatan Cina yang harganya rp.16.000/pcs. Tapi jika pakai kaset merk Panasonic atau merk Sony yang original, yang harganya rp.26.000/pcs, maka kaset bisa dipakai ulang/ditimpa maksimal 2 kali. Kaset mini DV merk Panasonic maupun Sony yang asli, tandanya ia pakai baut logam, sedang yang palsu ia pakai baut (imitasi) plastik. Dengan kaset mini DV ini, satu jam durasi akan membangun data rerata sebesar 11 GB pada setting LP, dan 15 GB pada setting SP.
Pada kamera ber HD atau MMC, setting kualitas gambar wajib pada kualitas HQ. Dengan kamera ini, satu jam durasi hanya membangun data rerata sebesar 4,2 GB (pada setting kualitas HQ). Sedang pada setting SP, data terkumpul hanya sekira 3,4 GB. Ini sudah dibawah kualitas gambar DVD normal (8000 bit rate, 4,5 GB/jam durasi)